Minggu, 23 Desember 2012

kegalauan bernama Pause

setelah di- rush beberapa minggu belakangan, ya.. kurang lebih kayak sprint tiap hari-lah,
 tiba-tiba langkah saya terhenti, serba mendadak, dan memang tak ada yang mengharapkan ini terjadi, tapi memang tuhan mungkin menghendaki seperti ini.
penelitian kita akhirnya dipending beberapa minggu untuk menunggu kondisi cuaca lingkungan buat itik jadi lebih bersahabat, agak kebingungan pada awalnya, karena beberapa waktu belakangan saya terbiasa diburu-buru deadline dan seperti tak punya waktu untuk main-main, tiba-tiba sekarang waktu begitu melimpah dan entah akan digunakan unttuk apa, terlebih lagi saya adalah tipikal orang yang lebih memilih untuk disibukan oleh banyak hal, tapi memiliki waktu cukup untuk menghela nafas dan tertawa ketimbang dibiarkan berkeliaran dan bergentayangan di muka bumi tanpa ada tujuan dan kerjaan yang jelas, karena nantinya saya hanya akan membuang waktu saya untuk berbaring dengan manis di atas tempat tiur, memeluk guling- berbalut selimut merah tebal, diiringi nyanyian pengantar tidur... =_=

penelitian ini seperti langkah besar bagi saya yang sebenar-benarnya adalah manusia tanpa planing, dan target hidup yang jelas. *kecuali edensor dan beasiswa eropa* rasanya semua gamang, dan unpredictable, disamping saya sendiri tak begitu berkompeten juga tak punya cukup niat lurus untuk memperjelas apa tujuan dan keinginan hidup saya. saat itu beberapa bulan yang lalu, saya merasa sangat ditinggalkan oleh teman-teman seangkatan saya yang mendadak sudah mendapatkan proyek dan judul penelitian masinh-masing dan ternyata tak melibatkan saya di dalamnya. sempat shock dan lega juga karena peneltian mandiri yang setadinya saya ikuti ternyata gagal untuk dilaksanakan karena tema yang abu-abu.

yowayowacamera.com

surf ga jelas, dan akhirnya menemukan page yang sempat saya lihat beberapa tahu yang lalu kalo nggak slah.
sudah banyak berubah tampilan berandanya, tapi isi postnya masih dengan tema yang sama ; Levitation.
and here their or her pics?


 cant you see it?
perhatikan seksama about her feet, and it was cool.





 saya ga begitu paham gimana caranya bikin kaya beginian, karena saya bukan penekun fotografi, dan bukan juga dari dunia yang berhubungan dengan hal-hal itu, hanya penikmat saja, so just see it, and enjoy :)
here the link for copyright of that pics :
yowayowacamera.com








A New World. New Me :)

its a random post, terutama post guwe, karena guwe akan berbicara sesuatu yang unusual.
love
terutama love yang real
karena guwe akan bercerita tentang my love story *pas ngetik ini guwe agak merinding sumpah!!*

baru beberapa hari yang lalu, guwe ganti casing.
ya ga berarti guwe handphone juga yang musti ganti casing, guwe punya pengalaman baru dalam hidup guwe yang cenderung flat ini.
well, yeah. guwe dengan sangat biasa smsan sama si ***a** atau si PHP. ya, lalu guwe mulai merasa kalau hubungan kita ga menyenangkan, terutama bagi guwe, karena rasanya selalu sama, guwe lari di lintasan marmut. begitu... terus sampe kiamat, ga maju-maju, bahkan mundur pun enggak. lalu dengan mengumpulkan sejuta keberanian yang entah nemu darimana, guwe meng-sms dia, kenapa dia baik sama guwe, kenapa sekarang guwe jadi aneh, dan ujung-ujungnya, semua juga tahu, guwe bertanya sama dia, gimana kalo guwe suka dia??
dan ya, sebenernya guwe tahu jawaban dia bakal kaya gitu.
we're just friend. good friend.
oke fine.
guwe terdiam sesaat. lalu berpikir, lalu diem lagi,
apakah guwe perlu nangis? lalu guwe harus message apa lagi sama dia?
lalu, setelah beberapa menit berlalu sms diantara kita berakhir, dengan 1 pesan terakhir dari dia : maaf...

satu hal yang sepertinya belum dia ketahui secara baik adalah gwe suka sama dia bukan baru beberapa saat yang lalu. tapi beberapa tahun yang lalu. alias gue suka dia dalam rentang waktu yang lama, dan membuat teman gue sampe geleng-geleng kepala ga ngerti, koq gue bisa memendam perasaan selama itu? dan gue juga ga begitu mengerti kenapa. mungkin kalau orangnya bukan dia, ga bakalan serumit itu jadinya. hanya saja, karena orangnya dia, rasanya semua jadi kompleks dan memusingkan.

gue adalah tipikal cewek yang bisa jatuh cinta dengan siapapun, teman sekelas, teman seangkatan, teman se-klub, teman bermain dan belajar, teman baru nemu, temannya teman, bahkan orang asing sekalipun. gue bisa jatuh cinta sama yang lebih tua, yang lebih muda, yang seumuran, bahkan sama bapak-bapak pun pernah.
tapi untuk yang satu ini, entah kenapa gue ga mau mengaku bahwa gue mungkin bisa dikatakan terlalu terpaku sama dia, entah karena apa alasan di balik itu.

jatuh cinta sama dia itu seperti kembang api di musim panas, seperti menunggu ibu pulang dari pasar, menunggu rapor saat SD dibagikan, dan begitulah. rasa suka itu menjelma menjadi bermacam bentuk, gambar, tulisan, cerita, puisi, -kecuali lagu- karena guwe ga paham untuk yang satu ini. untuk diri gue sendiri, mencintainya adalah bagian dari proses kreatif gue, mungkin karena gue juga ga pernah sekalipun cerita sama orang kalau gue suka sama dia, jadi rasa suka itu pure milik gue, dari gue, dan kembali ke gue. *uda Kaya Koperasi ajeh*
dan ternyata, sekalipun gue ditolak, ternyata rasanya ga sesakit itu.
sesaat gue bingung, koq bisa yah? padahal rasanya gue sangat menyukai dirinya.
salah satu teman gue yang gue ceritain kebingungan gue lalu menjawab dengan ringan :
"karena kamu udah lelah duluan".
gue diem, 3 tahun buat memendam perasaan itu memang melelahkan, dan terutama dikasih harapan       yang teman gue yang satu lagi bilang, " itu tuh kayak ngasih bantuan tali sama orang yang tenggelam ke dalam sumur, talinya ada, tapi gada yang ngangkat dia ke atas".        memang melelahkan, karena kita tak tahu apa yang sebenarnya ada di benaknya, apakah itu pure care, or just be good.
kalau gue pikirin lagi, rasanya dia itu jahat banget, ngasih harapan kosong sama gue sampe selama itu.
tapi gue pikir lagi, gue lebih jahat sama diri gue sendiri yang karena takut sakit, lalu nggak berani bicara apapun.
mungkin iya dia jahat. tapi jahatnya dia adalah sikap baiknya yang berlebihan dan membuat gue salah paham, yang tanpa gue sadari bahwa itu memang yang gue harapkan dari dia.

lalu bagaimanapun jadinya. ternyata mengatakan rasa suka, nggak akan membuat proses melupakan menjadi lebih cepat. hanya saja terasa lebih mudah dan ringan aja. gue sudah lega dengan hal ini, dan merasa bersyukur dalam hal ini, gue sudah melangkah menjadi lebih berani.
dan buat kamu,
terima kasih banyak ya... :)

seminar telah berlalu !!

semester yang paling menyibukkan dan sangan rush buat guwe, semuanya serba terburu-buru, seperti dikejar. yaa... memang dikejar deadline sih, -_-
akhirnya guwe selese seminar usulan penelitian, dan dengan beralibi sana-sini, sedikit ngaco, dan jawab asal, akhirnya guwe dapet grade A. *plokk.. plokk.. plokk...*. yeah.. gwe juga ga begitu paham kenapa bisa dapet nilai A, padahal beberapa hari sebelumnya, guwe bahkan masih belum tahu kenapa guwe ambil judul ini, kenapa guwe ambil variabel ini? dan kenapa menggunakan metode RAL?
sampe pembimbing I gwe tercinta bu Ning Iriyanti, hanya mampu geleng-geleng kepala dan mengelus dada mendapatkan mahasiswa bimbingan macem begini, yang ketika ditanya pas pra seminar, hanya sanggup menjawab :
'Iya ya Bu, Kenapa ya Bu??'
' Trus Gimana Bu??'
lalu akhirnya guwe juga berhutang 7 mangkok mie ayam Pak Kumis sama Bu Elly pimpro guwe, karena berani bertanya disaat yang tak tepat; sehari sebelum seminar.

tapi ya...
seminar itu sesuatu banget sumpah!! guwe setressnya uda setengah mati, terutama karena 1 hal utama; guwe belum sebegitunya paham dengan judul penelitian guwe. saking setresnya muka guwe ditumbuhi segala macem makhluk, jerawat gede, jerawat kecil, dan jerawat tak bernama, sekaligus jerawat galau gara gara PHP.
well, kemudian hari- H dateng, dan  Bu Elly tersayang dateng juga, guwe uda tremor dengan pointer dapet minjem bu elly  di tangan pun memulai presentasi diawali dengan bacaan salam dan banyak ralat di awal pembukaan. presentasi gwe jalani dengan merdeka dengan banyak improvisasi di sana-sini gara-gara ketremoran guwe yang membikin guwe kesulitan dalam mengontrol emosi dan artikulasi guwe, kemudian ternyata, setelah seminar uda selesai, guwe masih- hanya terbengong-bengong.
"Celiuss nii? udaan?"
begini doang?
gwe ternganga. Shock.
emang bener kata bu elly, "dalam seminar itu hanya ada 2 tipe penanya: yang bener-bener ingin tahu, dan yang ingin mengetes kita. dan penguji itu hanya akan melakukan hal ini : bertanya sama kamu, atau membenarkan jawaban kamu".
guwe cuma bisa cengengesan pas ngadep beliau, 
dengan banyak rasa syukur di dalam hati karena dikelilingi orang yang sangat mendukung dan mensupport guwe dalam banyak hal, entah itu sahabat-sahabat guwe, teman, pembimbing yang agak sangar, tapi baik hatinya minta ampun, sampe pimpro yang unusual, tapi semuanya membantu guwe sekali, 
dan, tuhan, terima kasih atas semua itu.