Kamis, 31 Januari 2013

menyakitimu.

tak ada tujuan untuk menjadi penjahat.
entah dari awal, pertengahan, atau akhir cerita.

bagaimana kabarmu?
maksudku, kabar hatimu?

sakitkah itu?
maafkan aku.

menuju garis finish

lalu pada akhirnya orang-orang berjalan di jalurnya masing-masing.
well,
ini adalah tahun akhir guwe sebagai mahasiswa peternakan. subhanallah.. *tepoktanganramerame*
yang berarti tahun terakhir juga buat temen-temen seangkatan guwe yang laen sekalipun mungkin masi ada beberapa yang disebabkan banyak alasan membuat kelulusannya menjadi tertunda,
mendadak semua merpencar, spreading ke arah yang tak terduga,
ada yang mendadak saja sudah seminar proposal, ada lagi yang sudah sibuk bolak-balik kampus menenteng draft skripshit_si. ada lagi yang masih sibuk dengan dunia organisasi,
dan masih banyak yang shock dengan lingkungan denga keadaan yang terasa sama namun sekaligus asing dan berbeda, termasuk guwe didalamnya.
ternyata kita sudah semester 8,
ternyata adek kelas udah 3 angkatan aja,
dan ternyata umur menua...
banyak fakta tak terbantahkan mendadak terbuka di depan mata dan membuat agak shock.
terutama fakta bahwa kita terus menua hari demi hari, sementara hati dan pikiran masih terjebak di usia 19, waktu tak mau menunggu dan terus mengalir tanpa terasa.

orang-orang yang biasanya terlihat menggerombol sebagai satu team, gang, ato teman bermain dan belajar tiba-tiba tak terlihat. masing-masing personal sudah punya cerita sendiri, dan tentu saja; tujuan hidup yang harus diraih.

demi semua fakta tak terbantahkan itu, yang dialami oleh semua mahasiswa tingkat akhir, especially teman-teman fakultas peternakan unsoed,
berjuanglah demi mimpimu, dan akan ada banyak rintangan di setiap jalan itu, tapi percayalah, seberat apapun dan serumit apapun, semuanya akan semakin mendekatkanmu pada mimpi-mimpi itu, dan seluruh perjuanganmu, akan menjadi lukisan abadi yang tak terlupakan sepanjang sejarahmu sebagai manusia. :)
Ganbatte!!!

sakit yang bernama.

well,
g. nite semuwanya... :)
jadi setelah sekian lama saya tinggal di dunia tanpa koneksi (baca: kampung halaman) akhirnya saya berpulang kembali ke purwokerto dan bertemu kembali dengan sang lepy tercinta pacar pertamaku, beserta saudara dekatnya modem putih yang selalu menempel di colokannya,

ada beberapa hal yang mengakibatkan saya mendadak harus mengacaukan seluruh jadwal yang sebelumnya tersusun rapi, rencana-rencana hidup ke depan yang mendadak saja berantakan.
hari senin beberapa minggu ke belakang, tanggal 14 januari, adalah hari dimana saya seharusnya kembali ke pangkuan ibu pertiwi negeri purwokerto, namun mendadak tiada hujan, tak ada petir beterbangan, pagi hari yang cerah di senin itu saya terbangun dengan badan menggigil gila (???).
okeh, mungkin ini efek pagi hari, jadi saya putuskan untuk menidurkan diri kembali dengan pengharapan tinggi semua akan baik-baik saja, dan saya bisa kembal ke purwokerto hari itu.
tapi,
rencana tinggalah rencana, dan harapan menghilang disaput kenyataan bahwasannya hingga sore hari menjelang badan saya makin panas dingin, plus sakit kepala tiada tara yang baru pertama kali dirasakan oleh saya. sakit kepala cetar membahana yang menyakitkan, yang memaksa saya untuk akhirnya berkelana mencari pahlawan jubah putih (pak dokter ganteng), nun jauh disana.
...
setelah cek sana-sini, akhirnya sang dokter ganteng menyatakan bawa saya hanya kecapekan, dan disarankan bedrest saja di rumah 3 hari.
dan saat itu saya hanya bisa percaya kepada beliau, saya turuti sarannya, dan saya minum obat yang beliau berikan dengan teratur, sekalipun sakit kepalanya masih menari-nari, saya coba untuk percaya akan kalimatnya.

3 hari selanjutnya, sakit bertambah parah,
terutama sakit kepala yang makin tak terkendali. yang memaksa saya untuk tidak tidur selama berhari-hari karena sakitnya yang ajigile tak tertahankan (dan semoga tak terjadi lagi),
saya kejang-kejang, dan saya melakukan hal yang tak pernah, dan tak sepatutnya dilakukan oleh seorang ayu gina utari ; Menangis, dan yang lebih penting lagi ; MENANGIS DI DEPAN BAPAKE DAN MAMAKE.
sungguh rasanya Uhhh banget deh pokoknya!
jadi, hari itu, kamis sore orang rumah memutuskan bahwa saya harus diperiksakan ke klinik dekat rumah saja.
diiringi keramaian anggota keluarga rumah sejumlah 6 orang, saya meluncur ke klinik, yang sampai sana saya harus diinfus, dan dimulailah kehebohan disana karena ternyata sulit sekali untuk mencari pembuluh darah dan menusukkan jarum di tempat yang tepat. beberapa orang harus turun tangan menangani tangan saya. setelah mereka dengan biadabnya menusuk beberapa bagian di tangan dan lengan kiri-dan kanan saya, akhirnya tangan kiri sayalah yang terlihat bersahabat dengan jarum infus.

esok paginya kejadian jarum-jaruman terulang lagi, saat mereka berusaha 'mencuri' darah saya untuk uji lab, mas-mas ganteng itu nampak kesulitan mencari pembuluh darah pada lengan saya, dan akhirnya darah saya keluar setelah 3 kali beliau mencoba di beberapa tempat.

masih tak mengerti dengan kenyataan bahwa sulit sekali mendapatkan pembuluh darah yang bersahabat dengan jarum-jarum itu, siang harinya saya dikabari bahwa uji lab menyatakan bahwa saya positif typhus.

baiklah!.

itu artinya saya harus nginep. (tarik nafasss.... embusin...!).
bagi saya, manusia yang tak pernah punya riwayat penyakit parah ataupun kejadian-kejadian mengerikan yang mengharuskan saya dirawat, menginap di sana adalah mimpi buruk yang semoga tak pernah terulang lagi. tempat dimana setiap beberapa jam sekali orang datang dan berkata dengan manis "makan dulu ya mbak..."
setelah itu seseorang datang lagi, membawa benda mungil serupa peluru yang harus dan mau tak mau ditelan ke dalam tenggorokan, "obatnya nanti diminum ya mbakkk ...(masih dengan senyum di bibirnya)".

2 makhluk kecil di rumah yang cocok sekali dijadikan penghilang stress sekaligus sumber segala kekacauan di rumah
tak ada kebebasan untuk memakan apa yang kita suka, tak ada kegiatan "ngisengin adek-adek yang lagi maen", "makanin rujak pedes di siang hari", atopun kerjaan rutin di rumah ; "bertarung dengan 2 saudara lelaki yang masih kecil menggunakan segala yang ada di rumah", pokoknya itu sangatlah mengerikan.

esok harinya ternyata jarum itu masih kembali menghantui pembuluh darah saya, dan lagi-lagi mereka manusia-manusia dari negeri kesehatan dan kedokteran harus berjuang sedemikian rupa untuk mendapatkan beberapa ml darah saya.
siangnya kabar lagi dari mereka, "teteh positif DeBe juga katanya". mamah datang dengan berita yang membuat saya semakin stress.

"ini ada apa sihhh??"

hal yang paling menyulitkan lagi adalah saat-saat "ke belakang", kebetulan minggu itu adalah saat dimana saya dilanda palang merah, dan itu cukup merepotkan sebenarnya.
hingga di sebuah sore yang membosankan setelah saya kembali dari kamar mandi, saya menyaksikan bahwa darah saya menanjak menaiki selang infus dan terus naik ke atas, membuat saya bergidik dan memanggil -entah dokter atau siapakah beliau-.
kemudian sore itu menjadi sore yang panjang, karena pembuluh saya yang sebelah kiri kesulitan menerima aliran cairan bening ringer laktat, cairan itu yang seharusnya mengalir ke dalam darah saya kesulitan mengalir, dan mogok menetes, entah disebabkan pembuluh darah saya yang kebangetan kecilnya, atau karena kekentalan darah saya yang katanya super itu.
lalu akhirnya, dengan desperatenya mereka bertanya dan menawarkan;
"diinfus di kaki saja ya?"
dan saya yang sudah kelelahan ditusuk-tusuk jarum hanya mampu mengangguk lemah.
jadilah jarum itu nangkring di kaki kanan saya, dan cairan infus itu kemudian melaju dengan lancar ke dalam tubuh saya. Finally... :)

masalah datang ketika saya harus ke belakang.
apa yang harus dilakukkan?

solusi hanya satu sodara-sodara ;

Diapers.
...
hell yeah...!!!
jadi, jangan pernah sekalipun, anda sekalian yang merasa sudah dewasa untuk merelakan diri diinfus di kaki, karena itu sangat menyakitkan harga diri anda.
waspadalah!! waspadalah!!.

pertanyaannya:
"apakah sekarang saya sudah sembuh?"

dan jawaban yang saya berikan adalah :
"selama saya masih harus dirawat dan ditempeli jarum infus, dan ketemuan dengan pil-pil mengerikan itu, saya bukannya tambah sembuh tapi tambah parah sakit dan stressnya". :)

so, thats all my story, semoga kalian semua selalu diberikan kesehatan oleh-Nya.









Senin, 07 Januari 2013

tempatnya.

wadah terbaik untuk menumpahkan segalanya.
amarah.
emosi.
nafsu.

ledakan
.
aku.
ya sudahlah.
...

Bercerita.

untuk hari ini saja, bersandarlah di bahuku.
tak perlu ceritakan kisahmu,
atau apalah itu.
cukup berdiam.
disini.

aku dengarkan,
yang tak terucapkan.
merasakan,
yang tak terkatakan.

begitu kan?

ya,

aku mengerti.

peluru hari ini

selamat siang, kau
di terik matahari sepanas ini.
dengan gerah yang memucuk di ubun kepala
uap amarah yang meletup perlahan di dalam otakmu,
sedikit demi sedikit untuk kemudian menantinya segera meledak

dan,
hey! kau yang menggigil ditekan dingin kelam malam
penjahat yang mengintip diam-diam di sudut kengerian yang tanpa sadar kau ciptakan
bagaimana kabar nenekmu, dan adik tirimu yang berambut abu itu?
sudahkah peluru itu menyasar?

ah,
kalian tak tahu sih,
bagaimana aku.
cukuplah terletih disana, aku masih mampu menertawakan tingkahmu.
tak ada yang tahu.
hanya aku.

bercerita pada Kau.

betapa beratnya. untuk merindukannya duhai Engkau pemilik seluruh hati.
mengapa Kau sematkan namanya di hatiku hari ini?
engkau tuhan. lagi-lagi dengan teka-tekimu.

Kau yang paling tahu aku. mengerti aku. dan memahamiku.
tak sekali ini aku berkisah pada-Mu.
lebih lagi mengeluh.

lalu Kau bawa namanya. entah untuk alasan apa.
kuharap tak banyak membicarakan luka di dalamnya

berbicara pada-Mu adalah keesklusifanku sebagai aku. makhluk-Mu.
sepertinya tak semua orang tahu hak perogatif ini.
beruntung aku tahu, dan memanfaatkannya baik-baik

terimakasih Kau. tak tahulah aku bagaimana caranya,
mengingatkanku.
selalu.


kisah cinta kita

izinkan aku mendekapmu dalam dingin hari ini.
meliputimu dengan seluruh kehangatan.
yang tak biasa ada. dariku.

entah dengan alasan apa pula,
izinkan aku mencium bibirmu. beserta paket bunga api juga kupu-kupu di dalamnya.
mengudarakan jiwa tak berbatas.
tanpa atas nama.

dan biarkan aku mencumbumu.
di atas ranjang perapian dengan kobaran gairah kita berdua.
di hening malam tak bersayap.
tanpa detik,
dan putaran waktu.

kita.
dalam kebadian.
yang tak bernama.

buku-mu

mengenalmu seperti sedang membaca buku baru.
dengan penulis tak dikenal. dengan jilid buku licin.
adakah kisah mengharukan?
apakah ini buku cara cepat menghafal bahasa korea?
ataukah ini buku bajakan dengan harga miring yang bertebaran di segala penjuru ranah pendidikan?.

karena tak ada preview di halaman luar bukumu.
abu-abukah?
hitamkah?
putih-kah?
atau berpelangi

seperti aku. bukuku.
hari ini.

aku, dan malammu.

kuucapkan selamat pagi.
kepadamu disana yang masih memejamkan mata.
bergumul dengan hangat selimut merah
dan bantal tipis berbau keringatmu.
dan aku.

untuk saat itu.
dan malam di waktu itu.
dan wangi itu.
dan kecupan seribu mawar. itu.

dan kita.
malam mendekap kita dalam kehangatan.
dengan lilin api kecil yang cemburu ; menyaksikan kita. berdua.

ah,
mengenalmu akan selalu semenyenangkan itu.

00:00

Minggu, 06 Januari 2013

obrolan sore hari.

bahkan akupun tak mengerti.
dengan semua kisah ini.
tuhan,
bolehkan aku bertanya.
atau bolehkah aku memprotes?
atas dalih aku tak paham rencanamu.

tapi tuhan,
seperti biasanya dan akan selamanya,
seperti itulah kau. kau dan rahasiamu bernama Takdir.

jadi bagaimana denganku sekarang?

rahasiamu selalu mengundang tanya.
dan lebih banyak protes.
sedikit syukur bagi yang tersadar dan menyadari.

tengadahkan aku tuhan.
ingatkan aku untuk bersyukur.
setidaknya, aku juga ingin berterima kasih padamu.
untuk hari ini- dah hari-hari sebelumnya yang kau limpahkan bagiku.

alhamdulillah...

kesudahan

membencimu adalah pilihan terakhir.
setelah menusukmu. mencincangmu. atau menggilasmu.
betapa mengerikannya. hingga membenci pun tak cukup kuat.
marah sudah tak masuk daftar tunggu.

betapa kau sangat.
begitu.
kau.
dengan keangkuhanmu.

bernama cinta.

Kau yang bernama

malam pekat/
gelap. gulita./
aku menyeret langkah./

Diam..!!./
ada sesuatu di belakangku./
mengintip. mengawasi. mengikuti./ dan sepertinya mengancamku./

kaukah itu? Gio?/ sang pemuja malam./ kekasih kegelapan./ pecinta kelam./ abu-abu. kusam. tak terlihat. suram./

ia mendekatiku./ rasanya begitu./

kuulangi./ Gio?/

aku sang kegelapan./
jawabmu./

duhai, Kekasih

kekasih,
harum wewangianmu menyesakanku.
gemerlap kisahmu, menyilaukan.
siapakah kau gerangan duhai kekasih?
pecinta tanpa nama-kah?
terdesak di suduk kesepian yang kau ciptakan dalam asa

bepergian dalam angan tak berkesudahan.atas nama cinta.
kekasih.

pergi kemanakah engkau?

dalam gerimis hujan di senja hari.
langkahmu menjauh.

tahukah kau, aku?

Annabeth.

anna masih terbujur kaku di tempatnya/
kemana saja kau/
aku?/
aku bertanya padanya/
anna tak menjawab. ia masih seperti sedia kala. terdiam. membatu. dingin/
sudah sepagi ini. ia masih seperti itu/

duhai annabeth-ku/
tersayang/
terkasih/
ada apa gerangan?/
kenapa kau masih tak menjawabku?

dua hari kemudian annabeth pergi./
tanpa menjawab satupun pertanyaanku.

***

ini adalah beberapa hari sebelumnya/
adalah saat sebelum semuanya./
ia menggenggam tanganku/ dengan jemarinya yang halus dan lentik./
memainkan luka bakar di dahiku./ mengecupnya halus sekali/ tak terasa./
matanya cemerlang./ adalah salah satu yang kucintai dari dirinya./ begitupun ia./

annabeth./
siapakah kau?/
ia merengut tak mau menjawab./
aku mengalah demi membiarkan jemarinya memainkan rambut ikalku./

kau mencintaiku ann?/
ia masih berdiam./

annabeth. kekasihku./

beres-beres

berantakan lagi.
semrawut lagi.
yang sudah aku rapikan belakangan ini.

yang aku usahakan rapi, tertata, dan teratur.

serasa percuma beres-beres. ternyata akan berantakan lagi.

kenapa kau datang?

Cloudy__6 Jan 2012

Resolusi-kah?

dan, sesungguhnya agak telat untuk mengatakan H-A-P-P-Y__N-E-W__Y-E-A-R *Tiup terompet*
dan seperti biasa saya hanya akan beralibi 'better late than never'. as always.

dan begitulah tahun berlalu, masih tak dapat dirasakan maknanya oleh mahasiswi tingkat akhir yang satu ini. masih belum begitu memahami konsekwensi dan makna dari pergantian tahun yang baru saja selebrasinya diadakan dengan begitu megah. as usual.

konsekwensi pertama adalah, ini tahun dimana si mahasiswi alias saya sendiri_ harus lulus dari Fakultas Peternakan tercinta, dengan gemilang, sentosa, sejahtera, dan kalau perlu di -elu-elukan.
selanjutnya efek dari konsekwensi itu adalaha berarti saya harus segera menetapkan hati, yang mana yang akan saya kejar? pekerjaan atau sekolah?. ada suara ganjil berbisik : Nikah. ngngng.. sepertinya yang itu kondisional deh #eh??

manakah yang mau saya utamakan? cita-cita, atau keluarga saya? atau, tak bisakah keduanya saya jalani bersamaan?

Resolusi, -meminjam istilah banyak orang_entahsiapaitu_ harusnya saya persiapkan baik-baik, apalagi mengingat saya bukanlah planner yang baik, bukan pula pengingat ulung.

tak perlu melulu soal hal-hal besar,_bagi saya_ cukup hal-hal kecil yang biasa, tapi mempengaruhi tanpa disadari, seperti tak penting, tapi urgen.
seperti kebiasaan membuang sampah sembarangan, merapikan sandal saat masuk ruangan, mencuci tangan sebelum makan *yang ini sulit sekali!! Aaargh! * atau mendisiplinkan diri untuk terjaga dan bangun pukul 05.00 WIB.

Yeahhh...

kurang lebih seperti itulah review resolusi sayah, dari sekian banyak list yang perlu saya revisi ulang dalam diary berwarna pink. semoga banyak yang terealisasikan ke depannya.

Ganbatte...!! ^^

Sabtu, 05 Januari 2013

.?.

ada saja hal yang dipertanyakan. bahkan pertanyaan itu sendiri.

kutanyakan padamu, untuk apa kau hadir?
dan kau tak juga segera menjawab.

***

Dengan Matahari

sepertinya sinar matahari sedang giat menjamahi tempat tinggalku.
aku dapat merasakan silaunya tiap kali aku membuka mata.
baru beberapa hari ini

hangatnya seringkali menenangkan tubuhku,
tak sempat membakar, apalagi menghancurkan

kadang sinarnya meredup, disusul mendung yang mendadak berarak di atasku
tapi dia masih ada di sana.
bersinar.
tak peduli bumi berotasi, dan menjadikan tempatku gelap.
berhujan, berawan, disambar petir, dihantam badai,
dan hancur.

***

Kisahmu

tetes demi tetes air hujan
mengetuk atapku, dengan irama stabil.
seperti tengah mengadakan orkestra dadakan di negeriku

di sanakah dirimu?
dengan senyum lebar dan gingsul manismu?

masihkah kehangatan mengaliri kulitmu?
seperti saat itu.

tetesannya menghambur, terkadang menempel di jendela kamarku yang kusam.
kemudian perlahan mengalir, dan berkumpul dengan tetes lainnya,
kemudian menghilang ke dasar.

adakah kau disana?
seperti yang selalu ke ceritakan kepadaku di setiap malam berhujan,
kau membelai lembut pipiku,
 mengisahkan tentang asal muasal hujan.
"dari sanalah aku berasal". katamu.

percayakah aku?
entah.
tapi aku percaya satu hal

kau masih ada.
untukku.

Rainy__5 jan 2013

lalu, kamu.

aku mendengarkanmu.
bisik di tengah ramainya teriakan lautan manusia
dan desahmu,
yang mati-matian kau sembunyikan,
tapi itu tak perlu.
aku selalu mendengarmu.

***