Aku bolak balik memecet acak keypad handphoneku hanya agar menenangkan degup jantungku yang makin tak beraturan.
memang dia belum datang. dan
besar ketakutanku dia takkan datang. aneh juga kalau dia tak berpikir untuk tak
mau menemuiku. orang yang selama ini bersikap seenaknya.
aku memandangi pepohoan di
taman kota ini, bersyukur banyak karena entah berkat siapapun mereka masih
mempertahankan pohon-pohon besar ini untuk tetap tumbuh dan menenangkan sedikit
hatiku. kursi yang kududuki berwarna kusam, aku yakin umurnya pasti hampir sama
dengan usia pohon tua disini.
tebakanku kurang tepat
sepertinya, karena aku melihat seseorang berjalan ke arahku. dan aku tahu itu
dirinya. ia masih kurus, caranya berjalan agak membungkuk. topi putih itu masih
sama seperti bulan terakhir aku bertemu dengannya. Sial! itu memang dia.
"Hey . . . ".