Let's Make Change Together for Our Future

Selamat pagi.
Alhamdulillah matahari sudah menanjak naik, jadi dapat disimpulkan kalau sebentar lagi panas akan cetar membahana. Dahulu semasa saya muda (baca: masa-masa SD yang unyu) waktu masih bergulir sama; alhamdulillah 24 jam penuh, ada pagi hari, siang hari, hingga malam menjelang tidur. Pagi hari hingga siang saya sekolah. Belajar, dan main, kejar-kejaran, nontonin teman yang main voli (jabatan saiya sebagai penonton profesional). Kalau main di siang hari jelas panas, apalagi pulang yang notabene berjalan kaki berpuluh meter. Jaraknya kurang lebih hampir sama dengan jarak yang saya tempuh saat ini ketika saya kuliah, dengan tambahan saat itu ada turunan, tanjakan, dan jalan yang nampak mengharukan kondisinya.
Namun selama itu saya tak pernah kepanasan, pusing, merasakan kepala bergejolak dan sebagainya. Pasalnya sepanjang jalan pulang, seluruh sisi jalan dipagari oleh rimbun pepohonan dan semak dan seringkali kami datangi untuk mencari buah musiman yang matang. Tak ada asap, tak ada polusi suara; damai dengan riuh suara kami yang berlarian sepanjang jalan.
Ah, rindunya saya dengan saat itu.
Di masa kini, manakala saya memasuki dunia perguruan tinggi, masa dimana rute perjalanan saya menuju sekolah menjadi sedikit berbeda saya sangat sadari kalau zaman sudah sangat berubah, siang sedikit saya berangkat kekampus, maka akibat yang harus saya tanggung adalah terpanggang matahari, dan sampai di kampus [enuh keringat dan bau matahari macam anak kecil habis main layangan di lapangan sepak bola. Tak ada masa indah dimana saya menikmati langkah-langkah pendek kaki saya menyusuri jalan sepulang kuliah. Selalu yang dirasa hanya satu: panas.
Memaknai kisah di atas sesungguhnya saya ingin mengatakan kalau kita adalah bagian dari sebuah dunia yang berkembang, dan berubah, sayang, banyak perubahan yang negatif. Sadar atau tidak.
Bersyukurlah kita, hari ini teknologi berkembang dengan dahsyat, atau meminjam istilah Syahrini; Nyata. Saat ini kita bisa mengobrol dengan seseorang di lain benua dengan mudah, menonton tayangan dengan televisi layar super duper lebar, dan mengganti channel tanpa perl memijit apapun, tinggal gerakkan tangan saja. Sepertinya setiap detik teknologi dengan mudahnya berkembang menuju ke arah yang tak terbayangkan, menampilkan apa yang sebelumnya dipikir tak mungkin menjadi mungkin.
Tapi harus kita sadari, kalau perkembangan bumi tidaklah secepat itu, benih kedelai yang kita tanam hari ini, tak mungkin dapat kita panen buahnya esok hari, membutuhkan waktu untuk mendapatkan hasilnya. Apalagi macam pepohonan besar seperti albasia, jati, duren, kelapa, dan sebangsanya. Kita tanam pohon itu hari ini, dan besar kemungkinan anak kitalah yang menyaksikan megahnya pohon itu suatu hari nanti.
Maka, inilah yang ingin saya sampaikan kepada kawan semua ;

Zaman memang berkembang dengan cepat, namun ingat kita yang bertanggung jawab untuk mempertahankan tanah ini tetap layak ditinggali bagi anak cucu kita kelak. Dan mereka, berhak untuk hidup dan menyaksikan segala pepohonan dan satwa hadir tak hanya di layar digital; mereka harus menyaksikannya secara langsung.



And finnaly kita tak akan berubah kalau hanya menanti orang lain melakukan sesuatu; kitalah yang memulainya.
"~We are the world, we are the children, we are the ones who make a brighter day so lets's start giving~"



0 komentar:

Posting Komentar

leave your footprint here ;)