Kenapa orang indonesia lebih suka mendekam di rumah kala siang menjelang ketimbang berjalan-jalan keluar rumah?
Kenapa mereka lebih memilih menggunakan Mobil, atau motor, daripada naik sepeda atau berjalan kaki?
Mari kita abaikan fakta tentang rasa gengsi atau faktor kemampuan fiansial setiap orang, kemudian jawabannya akan dapat dengan mudah ditemukan :
PANAS.
semua orang tahu tentang fakta ini dan banyak yang tak suka, dan nggak nyaman. Bela-belain beli AC baru ke toko elektronik, nyicil, padahal cicilan mesin cuci dan kulkas belum lunas. semuanya demi mendapatkan sebuah kenyamanan bernama Kesejukan.
Daripada kepanasan pas berangkat kerja mending nyicil mobil AC. atau motor-motoran. yang penting nggak kena paparan sinar matahari terlalu lama.
Kemudian jumlah kendaraan setiap menitnya bertambah. Showroom menangis terharu karena penjualan barangnya meningkat pesat. Pembeli bahagia karena bisa beli kendaraan dengan nyicil.
Tak ada yang sadar, setiap kali bertambahnya satu kendaraan baru yang meluncur di jalan, maka bertambahlah satu strip suhu kota menjadi lebih panas berkat asap kendaraan dan polusi suaranya. kemudian begitu sampai rumah, maka suhu AC harus direndahkan lagi, agar rasa panas yang mendera jiwa segera lenyap.
Lupakah kita pada siapa yang telah menyediakan kesejukan yang sebenarnya??
Adakah yang ingat teori fotosintesis dalam pelajaran Biologi ketika sekolah dulu? yang tanpa perlu nyicil ke toko elektronik pun kita bisa mendapatkan rasa adem itu??
POHON.
Silahkan tengok rumah anda dan hitunglah berapa pohon yang dibiarkan tumbuh disekitarnya, dan rasakan level kesejukan yang diberikannya, cobalah sesekali berlari ke hutan seperti yang dibilang Cinta “Kulari ke Hutan kemudian teriakku”. Tak perlu ikutan berteriak, coba saja ke hutan, dan anda dapat menemukan satu fakta penting bahwa di hutan, anda akan merasa sejuk tanpa anda perlu memasang AC di sana. Mengapa? Semoga anda masih ingat dengan pelajaran sekolah dulu, atau mungkin sedikit mereview pelajarannya lagi.
Silahkan cek kembali adakah hutan di sekitar rumah anda? takutnya anda baru tersadar kalau ternyata selama ini anda tak pernah melihat hutan sesungguhnya. Ternyata yang anda lihat adalah pohon-pohon pencakar langit yang menjulang dan membuat dada sesak saat memandangnya. Masalahnya setelah saya cek di halaman web Departemen Kehutanan, terdapat pernyataan bahwasannya laju pengurangan hutan di Indonesia mencapai ± 8,5 juta ha selama 3 tahun. Hati-hati loh, salah salah, anda malah tak akan dapat kesempatan lagi untuk melihat hutan kecuali di layar televisi dan Foto masa lalu.
Simpel sesungguhnya, Sediakan beberapa meter lahan di sekitar rumah anda kemudian anda tanami dengan pohon, pohon apa? Rambutan, Mangga, Durian mungkin? Apa saja terserah anda. Tak perlu menanam seribu pohon sepanjang jalan kalau pada akhirnya anda hanya sanggup menanam tapi tak memelihara, kemudian benih-benih itu habid dilindas asap kendaraan. Baiknya anda menanam apa yang sekiranya dapat anda urus hingga bertumbuh dengan baik.
Kemudian apa?
Ajaklah orang terdekat dan yang anda sayangi untuk ikut menanam dam memelihara tanamannya, satu dua pohon, ajak anak anda untuk mencintai pohon dan memperlakukannya sebagai sahabat mereka. Ketimbang anda membiarkan mereka autis dengan gadget keluaran terbaru hingga kehilangan kemampuannya untuk berkomunikasi dengan orang lain dan mengurangi empati juga sikap-sikap baik yang diajarkan dalam Mata Pelajaran Pancasila saat SD dahulu.
Akan dibutuhkan waktu lama untuk menyaksikan pohon itu menjadi pohon yang sesungguhnya ; Besar, Kokoh, Rindang, dan Menjulang. Namun begitulah yang namanya kehidupan, semuanya membutuhkan proses- dan kebanyakan lama. seperti anda membesarkan keturunan anda, sejak mereka membuka matanya pertama kali, hingga akhirnya menyerahkan mereka pada orang yang dipercaya untuk menjaganya. butuh berbulan, bahkan bertahun-tahun, dan pastinya butuh rasa sabar yang tinggi. Karena tumbuhan bukan AC yang sekali pencet anda akan mendapatkan kesejukan yang dinanti-nanti. Perlu waktu lama untuk membuktikan bahwa pohon yang anda tanam akan memberikan buah termanisnya bagi anda. Anda hanya perlu bersabar, dan menikmatinya.
Selamat menanam pohon, dan selamat menanam kebaikan untuk seluruh generasi kita.
Tulisan ini dipost dalam Kompasiana oleh saya sendiri di sini :)
0 komentar:
Posting Komentar
leave your footprint here ;)