Seumur begini aku ngga pernah
bikin bikin macem Resolusi tahun ini, resolusi tahun onoh, dan seterusnya. As
for me, tahun baru dan tahun lama tak ada bedanya. Beda itu kalau Idul Fitri,
soalnya ada baju baru dan ada Opor Ayam plus ketupat di rumah bikinan mamah
yang rasanya biasa saja tapi ngga tau kenapa selalu aku rindukan.
Sesungguhnya aku sendiri yang
memang engga ada rasa pede-pede untuk menulis apalagi cerita-cerita apdet di
sosial media soal resolusi, revolusi, atau apapun itu. I love to keep it
secret. Dan i love to save it in quiet, jadi kalo engga ada yang achieve yang
sudahlah, engga ada yang bakal komentar, atau ngebully dan ngata-ngatain gara-gara
sok-sokan bikin resolusi rempong.
Tahun ini, kupikir perlu sekali
bikin resolusi. Dan penting untuk diposting. Alasan utamanya karena berbeda
dengan tahun sebelumnya, tahun depan, aku nggak akan sendirian lagi (if you
know what i mean). Ada banyak hal yang amat sangat perlu aku ubah, semacam
hal-hal kecil namun perlu untuk diubah. Beside dengan memposting begini bakal
bikin aku secara ngga sadar emang harus sadar diri untuk melaksanakan resolusi
yang udah aku bikin.
And actually, resolusi akupun
bukan resolusi berat tingkat dewa macam ‘Dapat Beasiswa S2 Oxford University’,
atau ‘Jadi Brand Ambassador Wardah’. It’s just simple thing yang memang perlu
aku ubah aja.
So here the list :
1. Langsing
Hah. Resolusi yang sebenarnya di
tahun-tahun sebelumnya menjadi unofficial resolusi, yang
selalu aku gadang-gadang akan berhasil sama semua orang , tapi apadaya jiwaku
memberontak kalau lihat gorengan nganggur. Aku ngga berdoa seslim Kendal Jenner.
Nooo. . .
But at least i’ve met with my
ideal weight. That’s it.
Aku udah pernah ngalamin turun
bobot badan, aku ngurangin makan junk food, ngilangin jam makan malam, dan ngga
nyemil-nyemil.it happen di jaman skripsian, sekitar 3 tahun yang lalu. Rasanya
mudah sekali untuk mencapainya. Sekarang?
No.
It’s kinda hard. Apakah karena
faktor U?. Who knows. Yang jelas adalah perlemakanku semakin bertambah,
dan waktu olahragapun makin berkurang.
2. Bangun Pagi
Am not a morning person.
Jinja.
In real definition.
Dalam kasus terparah aku sanggup
tidur sampai lewat dzuhur, tanpa terbangun atau ngulet-ngulet dulu sama sekali.
Benar-benar pulas. Or say it simply : Bangke. bukan karena apa-apa, ini juga
disebabkan karena kebiasaan begadangku. Mata dan otakku memang bekerja lebih
cepat di waktu tengah malam. Jadi ketemu jam dini hari sampe subuh itu jam-jam
menyenangkan dengan mata yang makin melek. barulah ketika matahari mulai genit
mengintip-intip, mataku yang mulai menutup manja minta bobo.
Dan ini, adalah habbit yang harus
segera aku singkirkan. Karena selain dipandang buruk dari sisi kesehatan,
agama, dan mata bapak-ibu mertua, bangun terlalu siang juga berdampak nggak
baik pada kestabilan emosi aku. At least pengalamanku sih begitu.
3. Belajar Masak
Aku ngga seblind itu dalam masak
memasak. Bener deh, bikin sop atau dadar telur ngga sampe kegosongan koq. Tapi
resolusi aku adalah a real cooking. Bikin masakan-masakan rumit dan kompleks
macam soto, rendang, opor or even masak ayam bumbu kecap ala calon ibu
mertua(ini definisi kompleks menurut aku pribadi loh yess, ojok pada protes ).
Berhubung visi misi aku sejak muda adalah menjadi istri yang bisa
nyenengin perut suaminya, jadi aku berdoa semoga dalam tahap penyesuaian
racikan bumbu-bumbu yang aku masak kelak, si mas engga mabok gegara aku masak
kebanyakan garem.
4. Mulai Nulis Lagi
Ya menulis apapun. Entah artikel,
review,atau tulisan-tulisan random. Aku vakum menulis beberapa bulan terakhir
ini. Rasanya semacam berat kalau hendak menulis itu. Kaya ada beban yang tak
kasat mata, padahal aku engga punya deadline apa apa loh ya.
Hanya saja, sekarang lebih banyak
malas menguasai, baru sedikit ketik udah main HP lagi, scroll lagii sampe
bawah, akhirnya nulisnya kepending lagi. Coba saja perhatikan, mayoritas
manusia jaman now memang benaran sudah diperbudak gadget, semua mata terkunci ke
smartphone masing-masing. Bad impactnya adalah bikin males ngerjain yang
lain-lainnya.
And i have to move up from it
all.
Bismillah menyambut tahun baru
penuh dengan suka cita.
Duh...dirimu sudah punya resolusi belajar masak! Lanjutkan! pasti kepake deh.ilmu memasak ini untuk menyenangkan suami dan anak kelak :)
BalasHapusahahaha makasihh mbaak, sedang diupayakaan inihh, kalau main ke tempat si akang juga sambil nempel2 ibu camer sekalian belajar masak masakan favorit anaknya (yang untungnya ngga rewel) hihihi
Hapusmakasih sudah visit mbaa