Malem kemaren setelah nontonin sinetron ga jelas, gue mejet channel
nomer 8 yang ternyata adalah SCTV. And anyway, bapak kost kita yang super unyu
itu baru aja ganti tipi kosan yang sebelumnya jebluk. Jadi, La Tahzan secara
resmi sudah punya tivi lagi *prok prokkk...*.
Jadi akhirnya gue liat simena-simena yang judulnya Pesantren & Rock
and Roll yang udah masuk musim ke 3. *apasihhh?*. nggak ngerti awalnya dan
nggak ngerti ceritanya, akhirnya gue dihadapkan tayangan dimana seorang
perempuan tengah menangis, (entah kenapa disitu ada Dimas Seto yang notabene
sebelumnya setau gue nggak ada di tayangan inih). Terus masuk adegan lain,
mengambil setting di kelas, ada Wahyu Shubuh junior dan laennya *gatau*
ceritanya mereka hendak belajar, dan masuklah sang ustadz. Gue udah
underestimated duluan pas liat gurunya nyapa para murid sebagai opening pake
bahasa inggris, trus anak-anak dengan heboh nyahut “Luar Biasa, Allahu Akbar!!!”
ya macem begitu lah. Kaya pas jaman kita masih maba disuruh nyahut sama kakak
panitia gitu deh. Anyway padahal dulu di pondok juga kaya gitu sih, sang
pengajar bikin suasana yang membiasakan para santri untuk berkomunikasi dengan
banyak bahasa selain bahasa Sunda dan Indonesia, Cuma entah mengapa pas liat
adegan di pilemnya koq berasa maksa gimana... gituh. Hampir mau gue ganti,
namun urung demi melihat peran si ustadz yang gue nggak tau namanya atopun nama
aslinya.
Beliau langsung jalan ke arah papan tulis, membuka pelajaran hari itu
dengan Basmallah, dan membacakan sebuah ayat dalam Al-qur’an:
(Al-Baqoroh : 155) . لصَّابِرِينَ وَبَشِّرِ وَالثَّمَرَاتِ وَالْأَنْفُسِ الْأَمْوَالِمِنَ وَنَقْصٍ وَالْجُوعِ الْخَوْفِ مِنَ بِشَيْءٍ وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
Dan sungguh
akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan
harta , jiwa, dan buah buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang
sabar. (Al Baqoroh: 155).
Gue shock
dan merinding. Omaigaaattt!! Ternyata suara ustadz inih adem dan menyenangkan
sekali sodara-sodara. Lekuk tajwidnya, lagunya... Ah! Jadi inget jaman muda
dengerin kang Surahmin sholawatan di mesjid *smirk*.
Beliau
kemudian melanjutkan dengan membacakan arti surat ini perlahan,
“Dan sungguh
akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan (Khouf), kelaparan
(Al Juu’i), kekurangan harta (Naqs minal Amwal), jiwa (Anfus), dan buah buahan
(Atsamarot). Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang sabar. (Al
Baqoroh: 155)”.
Kemudian beliau menjelaskan makna dari Anfus (jiwa) tersebut
adalah kehilangan orang yang disayangi. Disini beliau memaksudkan kalimat
tersebut untuk Wahyu Shubuh junior yang galau mendengar kabar tentang bapaknya;
Wahyu Shubuh senior. Bahwasannya, siapa saja pasti akan diuji oleh allah
melalui hal manapun diantara semuanya. Dan hanya untuk orang-orang bersabarlah
kabar bahagia itu akan sampai.
Pen.
Titik.
Selesai.
Begitu adegan
berubah gue matiin tipi dan ngabur ke kamar, buka tafsir dan ngecek ayatnya. Sepengetahuan
gue, manusia memang akan diuji oleh allah. Itulah salah satu ujian untuk
melihat keimanan terhadap tuhannya. Hal lain yang gue tahu adalah bahwa setiap
manusia akan diuji hanya sampai hal yang mampu dia hadapi. (Allah tak akan
menguji manusia di luar batas kemampuannya). Dan bagi gue, kata-kata ini selalu
menjadi mantra sakti untuk meyakinkan diri, kalau apapun yang terjadi dalam
hidup gue, pada gue, dan keluarga gue, separah apapun itu gue pasti bisa
melewatinya. Karena itu sudah menjadi kepastian dari allah. Bahwa gue, sebodoh
dan senaif apapun gue pasti bisa menghadapi semuanya.
Hanya saja,
untuk dalil yang menyatakan manusia pasti akan dicoba dengan berbagai cobaan,
jujur baru gue dengar dan tahu kemarin. Dari sinetron itu. Dan rasanya seperti
disiram ilmu tambahan. I mean that selama ini gue cukup tahu manusia akan
diuji. Begitulah. Tapi ternyata hal tersebut termaktub dalam al qur’an di surat
kedua, Al-Baqoroh. Itu baru gue tahu, bahwa allah telah menjelaskan dengan
detail, bahwa ujian itu bisa saja berupa rasa takut. Takut gagal, takut sakit,
takut mati, takut ditinggal suami, takut dikhianati, dan takut lainnya. Atau diuji
dengan kelaparan dan kekurangan harta yang bisa didefinisikan dengan kemiskinan
yang mendera mayoritas umat di dunia ini. Atsamarot dalam ayat ini kalo nggak
salah gue denger kemaren juga didefinisikan sejalan dengan Aljuu’i dan Naqs
minal Amwal. Kemudian Nafs. Jiwa. Kehilangan
orang yang dikasihi. Keluarga, sahabat dekat, musuh bebuyutan yang ternyata tak
disadari sudah disayangi, atau hewan peliharaan.
Ya.
Segalanya memang
sudah jelas tertulis dalam benda yang kita akrabi semasa kecil; al-Qur’an. Cuma
kita terlalu sibuk untuk mau peduli dan mau mencari.
Bubye fellas
:)
0 komentar:
Posting Komentar
leave your footprint here ;)